Motivasi dalam organisasi
Motivasi berasal dari bahasa latin movere yang berarti dorongan atau menggerakan. Motivasi (motivation).dari pengertian itu maka kita bisa mengambil kesimpulan bahwa sesungguhnya motivasi adalah dorongan yang menggerakan seseorang untuk melakukan suatu aktivitas atau tindakan tertentu.Dalam kehidupan, motivasi memiliki peranan yang sangat penting karena motivasi adalah hal yang menyebabkan, menyalurkan, dan mendukung prilaku manusia,supaya mau bekerja giat dan antusias mencapai hasil yang optimal ( Hasibuan 2001 :141). Tanpa adanya motivasi dalam diri seseorang maka dapat dipastikan bahwa orang itu tidak akan bergerak sedikitpun dari tempatnya berada
Begitupun dalam dunia kerja, motivasi memegang peranan penting dalam usaha pencapaian tujuan suatu organisasi,sehebat apapun recana yang telah dibuat oleh manajemen apabila dalam proses aplikasinya dilakukan oleh orang orang (karyawan) yang kurang atau bahkan tidak memiliki motivasi yang kuat maka akan menyebabkan tidak terealisasinya rencana tersebut.
Sumber : www.ramkur.com/2008/05/motivasi-dalam-organisasi.html
TEORI
MOTIVASI
Motivasi merupakan kegiatan yang
mengakibatkan, menyalurkan dan memelihara perilaku manusia., dan merupakan
suatu proses untuk mencoba mempengaruhi seseorang agar melakukan sesuatu yang
kita inginkan. Seorang karyawan mungkin menjalankan pekerjaan yang dibebankan kepadanya dengan
baik, mungkin pula tidak. Maka dari itu hal tersebut merupakan salah satu tugas
dari seorang pimpinan untuk bias memberikan motivasi (dorongan0kepada
bawahannya agar bias bekerja sesuai dengan arahan yang diberikan
Teori Motivasi – Higiene, dikemukakan oleh psikolog Frederick
Herzberg, yang mengembangkan teori kepuasan yang disebut teori dua faktor
tentang motivasi. Dua factor itu dinamakan factor yang membuat orang merasa
tidak puas atau factor-faktor motvator iklim baik atau ekstrinsik-intrinsik
tergantung dari orang yang membahas teori tersebut. Faktor-faktor dari
rangkaian ini disebut pemuas atau motivator yang meliputi:
- prestasi (achievement)
- Pengakuan (recognition)
- Tanggung Jawab (responsibility)
- Kemajuan (advancement)
- Pkerjaan itu sendiri ( the work itself)
- prestasi (achievement)
- Pengakuan (recognition)
- Tanggung Jawab (responsibility)
- Kemajuan (advancement)
- Pkerjaan itu sendiri ( the work itself)
Sumber : alumnifatek.forumotion.com/t595-teori-motivasi
TEORI ISI (CONTENT THEORY)
A. Teori isi terdiri dari 4 teori pendukung, yaitu :
1. Teori Hierarki
Maslow mengemukakan bahwa kebutuhan kita terdiri dari lima kategori :
Maslow mengemukakan bahwa kebutuhan kita terdiri dari lima kategori :
1. fisiologis (physiological)
2. keselamatan atau keamanan (safety and security)
3. rasa memiliki atau social (belongingness and love)
4. penghargaan (esteem)
5. aktualisasi diri (self actualizatin).
Menurutnya kebutuhan-kebutuhan ini berkembang dalam
suatu urutan hierarkis, dengan kebutuhan fisiologis merupakan kebutuhan paling
kuat hingga terpuaskan. Kebutuhan ini mempunyai pengaruh atas
kebutuhan-kebutuhan lainnya selama kebutuhan tersebut tidak terpenuhi. Suatu
kebutuhan pada urutan paling rendah tidak perlu terpenuhi secara lengkap
sebelum kebutuhan berikutnya yang lebih tinggi menjadi aktif.
2. Teori ERG
Alderfer (1972) mengemukakan tiga kategori kebutuhan. Kebutuhan tersebut adalah:
Alderfer (1972) mengemukakan tiga kategori kebutuhan. Kebutuhan tersebut adalah:
1. Eksistence (E) atau Eksistensi
Meliputi kebutuhan fisiologis sepeerti lapar, rasa haus, seks, kebutuhan materi, dan lingkungan kerja yang menyenangkan.
Meliputi kebutuhan fisiologis sepeerti lapar, rasa haus, seks, kebutuhan materi, dan lingkungan kerja yang menyenangkan.
2. Relatedness (R) atau keterkaitan
Menyangkut hubungan dengan orang-orang yang penting bagi kita, seperti anggota keluarga, sahabat, dan penyelia di tempat kerja.
Menyangkut hubungan dengan orang-orang yang penting bagi kita, seperti anggota keluarga, sahabat, dan penyelia di tempat kerja.
3. Growth (G) atau pertumbuhan
Meliputi kenginginan kita untuk produktif dan kreatif dengan mengerahkan segenap kesanggupan kita.
Meliputi kenginginan kita untuk produktif dan kreatif dengan mengerahkan segenap kesanggupan kita.
Alderfer
menyatakan bahwa :
Pertama :
bila kebutuhan akan eksistensi tidak terpenuhi, pengaruhnya mungkin kuat, namun kategori-kategori kebutuhan lainnya mungkin masih penting dalam mengarahkan perilaku untuk mencapai tujuan.
Kedua :
meskipun suatu kebutuhan terpenenuhi, kebutuhan dapat berlangsung terus sebagai pengaruh kuat dalam keputusan.
Jadi secara umum mekanisme kebutuhan dapat dikatakan sebagai berikut
• Frustration - Regression
• Satisfaction – Progression
Pertama :
bila kebutuhan akan eksistensi tidak terpenuhi, pengaruhnya mungkin kuat, namun kategori-kategori kebutuhan lainnya mungkin masih penting dalam mengarahkan perilaku untuk mencapai tujuan.
Kedua :
meskipun suatu kebutuhan terpenenuhi, kebutuhan dapat berlangsung terus sebagai pengaruh kuat dalam keputusan.
Jadi secara umum mekanisme kebutuhan dapat dikatakan sebagai berikut
• Frustration - Regression
• Satisfaction – Progression
3. Teori Tiga Motif Sosial (D. McClelland)
Menurut McClelland, ada tiga hal yang sangat berpengaruh, yang memotivasi seseorang untuk berprestasi. Ke tiga motif itu adalah:
Menurut McClelland, ada tiga hal yang sangat berpengaruh, yang memotivasi seseorang untuk berprestasi. Ke tiga motif itu adalah:
1. Achievement Motive (nAch): Motif untuk berprestasi
Masyarakat
dengan keinginan berprestasi yang tinggi cenderung untuk menghindari situasi
yang berisiko terlalu rendah maupun yang berisiko sangat tinggi. Situasi dengan
resiko yang sangat kecil menjadikan prestasi yang dicapai akan terasa kurang
murni, karena sedikitnya tantangan. Sedangkan situasi dengan risiko yang
terlalu tinggi juga dihindari dengan memperhatikan pertimbangan hasil yang
dihasilkan dengan usaha yang dilakukan. Pada umumnya mereka lebih suka pada
pekerjaan yang memiliki peluang atau kemungkinan sukses yang moderat, peluangya
50%-50%. Motivasi ini membutuhkan feed back untuk memonitor kemajuan dari hasil
atau prestasi yang mereka capai.
2. Affiliation Motive (nAff): Motif untuk bersahabat.
Mereka
yang memiliki motif yang besar untuk bersahabat sangat menginginkan hubungan
yang harminis dengan orang lain dan sangat ingin untuk merasa diterima oleh
orang lain. Mereka akan berusaha untuk menyesuaikan diri dengan sistem norma
dan nilai dari lingkungan mereka berada. Mereka akan memilih pekerjaan yang
meberikan hasil positif yang signifikan dalam hubungan antar pribadi. Mereka
kana sangat senang menjadi bagian dari suatu kelompok dan sangat mengutamakan
interaksi solsial. Mereka umumnya akan maksimal dalam pelayanan terhadap
konsumen dan interkasi dengan konsumen (customer service and client interaction
situations).
3. Power Motive (nPow) : Motif untuk berkuasa
Seseorang dengan motif kekuasaaan dapat dibedakan menjadi dua tipe, yaitu:
Seseorang dengan motif kekuasaaan dapat dibedakan menjadi dua tipe, yaitu:
a. Personal power
Mereka yang mempunyai personal power motive yang tinggi cenderung untuk memerintah secara langsung, dah bahkan cenderung memaksakan kehendaknya.
Mereka yang mempunyai personal power motive yang tinggi cenderung untuk memerintah secara langsung, dah bahkan cenderung memaksakan kehendaknya.
b. Institutional power
Mereka yang mempunyai institutional power motive yang tinggi, atau sering disebut social power motive, cenderung untuk mengorganisasikan usaha dari rekan-rekannya untuk mencapai tujuan bersama.
Manajer dengan institutional power motive yang tinggi umumnya lebih efektif dari manajer dengan individual power motive yang besar. Power motif ini berhububgan erat dengan emotional maturity.
Mereka yang mempunyai institutional power motive yang tinggi, atau sering disebut social power motive, cenderung untuk mengorganisasikan usaha dari rekan-rekannya untuk mencapai tujuan bersama.
Manajer dengan institutional power motive yang tinggi umumnya lebih efektif dari manajer dengan individual power motive yang besar. Power motif ini berhububgan erat dengan emotional maturity.
4. Teori Dua Faktor
Herzberg (1966) mencoba menentukan faktor-faktor apa yang mempengaruhi motivasi dalam organisasi. Ia menemukan dua perangkat kegiatan yang memuaskan kebutuhan manusia:
Herzberg (1966) mencoba menentukan faktor-faktor apa yang mempengaruhi motivasi dalam organisasi. Ia menemukan dua perangkat kegiatan yang memuaskan kebutuhan manusia:
a. Kebutuhan yang berkaitan dengan kepuasan kerja atau
disebut juga motivator
Meliputi prestasi, penghargaan, tanggung jawab, kemajuan atau promosi, pekerjaan itu sendiri, dan potensi bagi pertumbuhan pribadi.
Meliputi prestasi, penghargaan, tanggung jawab, kemajuan atau promosi, pekerjaan itu sendiri, dan potensi bagi pertumbuhan pribadi.
b. Kebutuhan yang berkaitan dengan ketidakpuasan kerja
Disebut juga factor pemeliharaan (maintenance) atau kesehata (hygiene), meliputi gaji, pengawasan, keamanan kerja, kondisi kerja, administrasi, kebijakan organisasi, dan hubungan antar pribadi dengan rekan kerja, atasan, dan bawahan ditempat kerja. Faktor ini berkaitan dengan lingkungan atau konteks pekerjaan alih-alih dengan pekerjaan itu sendiri.
Disebut juga factor pemeliharaan (maintenance) atau kesehata (hygiene), meliputi gaji, pengawasan, keamanan kerja, kondisi kerja, administrasi, kebijakan organisasi, dan hubungan antar pribadi dengan rekan kerja, atasan, dan bawahan ditempat kerja. Faktor ini berkaitan dengan lingkungan atau konteks pekerjaan alih-alih dengan pekerjaan itu sendiri.
0 komentar:
Posting Komentar